DP2KBP3A KSB Siap Laksanakan Survei Status Gizi Indonesia 2024

Taliwang, MediaKSB, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) memastikan, jika sangat siap untuk melaksanakan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024
Agus Purnawan, S.Pi, M.Si selaku kepala DP2KBP3A KSB menuturkan, jika pihaknya telah menunjuk Sucofindo sebagai mitra yang akan melaksanakan survey dimaksud dalam rangka untuk mendapatkan gambaran status gizi balita. “Lembaga pelaksananya sudah kita tunjuk Sucofindo dan akan segera melaksanakan survei,” ucap Cigo sapaan akrabnya.
Masih keterangan Cigo, SSGI merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memantau perkembangan status gizi masyarakat. Terutama status gizi anak balita yang mana salah satu implikasinya terhadap stunting. “Dari hasil SSGI kita bisa lihat kemudian apakah keakuratan data kita atas hasil intevensi stunting sudah sesuai atau tidak,” ujarnya.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) per Agustus 2024 angka stunting pada anak KSB sebesar 7,37 persen atau 880 anak dalam angka deginitif. “Harapannya dari hasil SSGI nanti rentang (gap) angka capaiannya tidak terlalu jauh dari EPPGBM tersebut. Dengan begitu menandakan pencatatan dan upaya intervensi pemerintah terhadap kondisi stunting terhadap anak telah tepat,” lanjutnya.
Dikesempatan itu Cigo mengingatkan bahwa saat ini Bumi Pariri Lema Bariri sudah berada pada angka 7,37 berdasarkan EPPGBM. “Prinsipnya, semakin kecil gap-nya artinya data kita makin valid. Dan kalau bicara target, harapan kita di 1 atau 2 persen sajalah karena tahun lalu di angka 2,9 persen,” ungkapnya.
Disampaikannya, pada tahun 2023 lalu KSB menjadi daerah dengan angka stunting terendah dan gap EPPGBM paling kecil dengan hasil SGSGI. “Mudah-mudahan tahun ini seperti itu lagi,” harapnya.
Sementara itu ditanya mengenai upaya penurunan stunting tahun ini. Agus mengakui, trendnya terjadi perlambatan dari tahun-tahun sebelumnnya. Di mana hingga Agustus 2024 ini angka penurunannya hanya berkisar 0,6 persen dari 7,64 persen menjadi 7,37 persen. “Tapi mungkin itu angka kerak sehingga perlu intevensi lebih maksimal untuk penanganannya,” imbuhnya. (M-01)