Pemdes Seteluk Tengah Gelar Sosialisasi Bahaya Narkotika dan IRET

Seteluk, MediaKSB, – Pemerintah Desa (Pemdes) Seteluk Tengah, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menggelar sosialisasi tentang bahaya narkotika serta intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme (IRET).
Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa (Kades) Seteluk Tengah, Jaya Putra, Katim Sumbawa-KSB Satgaswil Densus 88 Provinsi NTB, Sumardiansyah, serta pegiat moderasi beragama Ustadz Iskandar. Sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat juga turut hadir dalam kegiatan sosialisai bahaya IRET pada Rabu (26/02/2025).
Dalam sambutannya, Kades Seteluk Tengah, Jaya Putra, mengungkapkan, kegiatan ini merupakan hasil dari koordinasi yang telah lama dilakukan antara Pemdes dengan Densus 88. “Tentunya kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi, terutama tim dari Densus 88 yang telah bersedia hadir dan memberikan pemahaman akan bahaya IRET kepada masyarakat Desa Seteluk Tengah,” ucapnya.
Pemdes Seteluk Tengah selalu berkomitmen untuk memerangi berbagai penyakit sosial di masyarakat, termasuk narkoba dan ancaman IRET. Kades berharap sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap bahaya tersebut.
“Kami harap kolaborasi ini dapat terus terjalin agar kondusifitas masyarakat tetap terjaga. Program lanjutan juga akan kita susun setelah bulan Ramadhan nanti,” janjinya.
Sementara itu, Kasatgaswil Densus 88 provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Katim Sumbawa-KSB, Sumardiansyah menegaskan, dalam upaya mengatasi IRET, pihaknya kini lebih mengedepankan pendekatan lunak atau soft approach.
“Salah satu langkahnya adalah melakukan sosialisasi secara masif agar masyarakat memahami bahaya IRET serta bagaimana cara menanganinya agar tidak memicu konflik di tengah masyarakat,” ujarnya saat menyampaikan materi.
Sumardiansyah juga mengungkapkan adanya hubungan erat antara narkotika dan terorisme. Hasil dari penjualan narkoba berdasarkan beberapa kasus yang telah diungkap kerap kali digunakan untuk mendanai aksi terorisme.
“Kami berharap kasus serupa tidak terjadi di tengah masyarakat KSB. Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan jika menemukan indikasi mencurigakan,” imbuhnya.
Di sisi lain, Ustaz Iskandar mengungkapkan, bahwa di KSB sendiri terdapat beberapa kelompok yang terindikasi memiliki sikap intoleran terhadap kelompok lain. Sikap ini sering kali menimbulkan ketidakharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat karena mereka cenderung menganggap diri paling benar dan menyalahkan pemahaman lain.
“Kelompok seperti ini perlu didekati dengan cara yang arif, santun, dan bijak agar mereka bisa lebih inklusif terhadap perbedaan. Kami selalu mendukung berbagai upaya yang dilakukan oleh Densus 88, dan tentu kami juga berharap ada dukungan dari pemerintah daerah dalam penanganan masalah ini,” pungkasnya.
Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama masyarakat desa Seteluk Tengah. Kegiatan sosialisasi ini menjadi langkah awal kolaborasi antar berbagai pihak untuk memerangi bahaya narkoba dan IRET di tengah masyarakat. (M-05)