Rakor TPPS, Wabup KSB Minta Keseriusan Menurunkan Stunting

Seteluk, MediaKSB, – Fud Syaifuddin, MM.Inov selaku wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memimpin rapat koordinasi yang dilaksanakan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Dikesempatan itu meminta keseriusan semua pihak untuk bisa menurunkan angka stunting.
Fud sapaan akrabnya mengatakan, jika penanganan stunting terlihat memamg seperti pekerjaan sepele tetapi sesungguhnya tidak gampang, sehingga dibutuhkan keseriusan dan komitmen bersama semua pihak. “Menuntaskan stunting adalah komitmen pemerintah pusat sampai daerah, jadi kita sebagai aparatur harus memiliki keseriusan dan komitmen kuat,” ucapnya.
Wabup juga mengingatkan, penanganan stunting tidak beda dengan upaya pemerintah menurunkan atau menangani kasus orang miskin, dimana ketika persentase sudah menurun justru akan muncul lagi pada kelompok masyarakat lain, itulah sebabnya para Camat, Kepala Desa, Lurah harus tahu tugas dan fungsinya dalam menurunkan angka stunting.
Masih keterangan Wabup, pekerjaan ini tidak sederhana, kita dapat menemukan kondisi di lapangan, lebih tinggi angka stunting baru daripada angka stunting yang kita turunkan. Misalnya per bulan Juni angka ibu hamil di KSB mencapai 1154, yang terkena anemia sebesar 108 atau kurang lebih 10 persen, Ibu Hamil Kurang energi Kronik (KEK) sebanyak 121 atau kurang lebih 10 persen. Jadi Ibu hamil dengan kondisi seperti itu akan menyebabkan stunting pada anak. Hal ini terjadi pada pernikahan usia dini. “Saya menghimbau agar dilakukan program nyata, salah satunya pembagian tablet penambah darah bagi anak – anak SMA/SMK yang ada di Bumi Pariri Lema Bariri,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut Wabup juga menerangkan bahwa pada bulan Agustus 2023 Stunting di KSB turun secara normal akibat dari pekerjaan kita menjadi 18,32 persen. Sementara yang kelebihan umur sebesar 4,69 41 atau 41 balita. Bayi yang tidak lagi berstutus bayi stunting ketika umurnya sudah melewati 5 tahun. Terdapat 180 balita 2023 tambahan stunting baru. Pada bulan februari 2024, kita bisa menurunkan angka stunting hingga 13,06 atau 110 balita.
Terakhir Wabup mengajak kepada seluruh stakeholder terkait untuk persiapkan diri dan harus mengetahui akar persoalannya, termasuk mengetahui laju perkawinan, mencegah terjadinya seks bebas, memberikan penerangan kepada anak anak remaja tentang bagiaman pergaulan yang benar. “Untuk itu Dinas Dikbud, Camat, Kepala Desa/Lurah, Puskesmas agar turun ke bawah. Angka stunting kita hari ini berada pada angka 10,5 dan paling rendah di Nusa Tenggara Barat (NTB),” akunya sambil meminta tidak boleh lengah dalam upaya penuntasan stunting.
Sementara Agus Purnawan, MM selaku kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) KSB menyampaikan, jika secara Nasional target prevalensi berada pada angka 14 persen. “Dari hasil rapat ditingkat pusat, penurunan angka sebesar itu dirasa cukup berat, karena ada beberapa hal penting yang akan dilakukan sejumlah Dinas terkait dalam waktu dekat, termasuk melakukan penguatan fungsi kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting di Desa dan Kelurahan,” urainya. (M-04)