Enam Tahun Lagi Tutup, Pjs. Bupati KSB Soroti Turbulensi Ekonomi Pasca Tambang

Taliwang, MediaKSB, – Julmansyah, S.Hut, M.A.P, selaku Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mengingatkan masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi dampak ekonomi pasca penutupan tambang Batu Hijau pada tahun 2030 mendatang. Dalam pernyataannya, Julmansyah memperingatkan bahwa tutupnya tambang tersebut dapat memicu turbulensi ekonomi yang signifikan.
“Kalau tambang itu tutup, kita harus pasang kuda-kuda agar roda perekonomian kita pasca tambang tetap sehat, tangguh, dan produktif,” ungkap Julmansyah setelah menghadiri pelantikan pimpinan DPRD pada Kamis (10/10).
Julmansyah menegaskan bahwa Desa harus menjadi sektor penopang perekonomian KSB pasca tambang. Sebagaimana yang telah ia sampaikan pada saat Bimbingan Teknis (Bimtek) aparatur perencana di Mataram.
Sebagai langkah persiapan, Julmansyah menyoroti pentingnya alokasi dana desa untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang produktif. “Dana desa seharusnya digunakan untuk mendorong ekonomi lokal yang dapat menopang kehidupan masyarakat setelah tambang ditutup,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama Julmansyah menjelaskan bahwa masyarakat KSB perlu memandang tambang bukan hanya sebagai sumber tenaga kerja, tetapi juga sebagai peluang dan mitra bisnis masyarakat. “Kita harus menyadari bahwa ribuan karyawan yang bekerja di tambang membutuhkan pasokan pangan seperti telur, sayur, dan makanan lainnya. Ini adalah peluang bagi masyarakat untuk menjadi mitra bisnis operator tambang,” katanya.
Pjs Bupati menekankan bahwa masyarakat tidak boleh terlena dengan keuntungan tambang yang ada saat ini. “Kita punya waktu enam tahun untuk menata guna memperkokoh ekonomi. Jangan sampai pasca tambang, ekonomi kita lemah,” tegasnya.
Dalam paparannya, Julmansyah menyebutkan bahwa dalam dokumen teknokratik RPJMD KSB, terdapat tiga sektor yang menjadi penopang ekonomi daerah, yaitu pariwisata, pertanian, dan pertambangan. Ia mencatat bahwa sektor pertambangan berkontribusi signifikan, mencapai 82 persen dari pertumbuhan ekonomi daerah. “Ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mencapai produktivitas ekonomi yang berkelanjutan tanpa ketergantungan pada tambang,” pungkasnya. (M-02)