Daerah

Jadikan KSB Bebas Miras, PD MES KSB Tawarkan Konsep Pariwisata Halal

Taliwang, MediaKSB, – Menanggapi berbagai reaksi terhadap pelarangan Minukan Keras (Miras) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah (PD MES) KSB, menawarkan konsep pariwisata halal untuk dapat diterapkan. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Bidang Usaha Parwisata Halal PD MESKSB, Bahri Rahmat pada Kamis, (19/6).

Disampaikan Bahri, sapaan akrabnya, polemik yang terjadi terkait peredaran Miras merupakan hal yang patut menjadi perhatian bersama. Para founding fathers telah bersepakat untuk mewujudkan KSB berperadaban fitrah diatas landasan filosofi adat barenti ko syara syara barenti ko Kitabullah.

“Polemik yang terjadi lebih disebabkan oleh belum jelasnya pilihan KSB atas konsep pariwisata apa yang akan diimplementasikan, halal (syariah) atau massal (konvensional),” katanya.

Pemilihan konsep pariwisata yang tidak sesuai dengan nilai kearifan lokal akan menghambat laju perkembangan pariwisata suatu daerah karena dapat menimbulkan gesekan nilai berkepanjangan yang pada akhirnya dapat menjadi bom waktu untuk daerah.

“Kalau tidak mengedepankan nilai-nilai yang dipegang KSB, dikhawatirkan bisa meledak kapan saja ketika terjadi gesekan sosial di tengah-tengah masyarakat,” ungkap Bahri.

Bahri juga menambahkan, jika merujuk kepada cita-cita dasar KSB seperti yang telah disepakati oleh para founding fathers, maka pilihan konsep pariwisata yang paling cocok untuk KSB adalah pariwisata syari’ah/halal.

“Memilih konsep pariwisata yang akan diadopsi dan kemudian diimplementasikan ibarat menentukan pilihan produk yang akan kita produksi untuk kemudian kita pasarkan. Setiap produk memiliki ciri khas masing-masing yang dengan ciri khas tersebut dia memiliki segmen pasar tersendiri,” paparnya.

Pariwisata halal (syari’ah) memiliki segmen pasar yang sangat besar (dengan pemain yang masih sangat sedikit) terutama pasar dalam negeri. Khusus pasar dalam negeri dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan halal lifestyle yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Sementara itu ada beberapa segmen pasar luar negeri yang bisa dijadikan target, diantaranya pasar timur tengah yang bisa disasar dengan pendekatan ideologi agama dan pasar negara-negara maju yang bisa disasar dengan pendekatan idealisme ekowisata yang mana para peminat ekowisata lebih mementingkan nilai dalam kegiatan wisata mereka termasuk di dalamnya adalah nilai kearifan lokal.

“Ekonomi syariah yang merupakan dasar pijakan konsep pariwisata halal merupakan sistem ekonomi yang mengutamakan keadilan sehingga tumbuh kembangnya UMKM di sektor industri pariwisata akan lebih maksimal tanpa adanya diskriminasi yang muncul dari faktor kepemilikan modal,” sambung Bahri.

Sementara pariwisata massal yang berlandaskan liberalisme dan kapitalisme, hanya akan mementingkan keuntungan materil, lebih cenderung hanya akan memberi ruang yang sangat bebas kepada pemodal besar dan memarjinalkan keberadaan UMKM lokal.

“Semoga Allah memudahkan ikhtiar segenap komponen masyarakat untuk mewujudkan KSB mewujudkan baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur,” katanya.Di akhir, Bahri mengutip ayat Al-Quran Surah Al-A’raf ayat 96 yang berbunyi, “Sekiranya penduduk berbagai negeri mau beriman dan taat kepada Allah, niscaya Kami akan bukakan pintu-pintu berkah kepada mereka dari langit dan dari bumi. Akan tetapi karena penduduk negeri-negeri itu mendustakan agama Kami, maka Kami timpakan adzab kepada mereka akibat dari dosa-dosa mereka. (M-05)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *