Saturday, March 15, 2025
Daerah

Air Sumur Mengering, Masyarakat Desa Senayan Rela Menumpang

Share this post

Poto Tano, MediaKSB, – Untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakat Desa Senayan Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) masih mengandalkan air sumur. Padahal air sumur saat ini sudah mulai mengering akibat kekeringan yang melanda. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari masyarakat rela menumpang ke keluarga atau tetangga terdekat untuk mendapatkan air bersih.

“Di Senayan ada tiga dusun, semua terkena dampak. Kami juga kerap menerima laporan dari warga yang ingin meminjam tandon untuk mengumpulkan air bersih. Tak jarang juga masyarakat datang ke kantor desa untuk datang meminta air dari keran kantor,” ujar H. Junaidi selaku Kepala Desa (Kades) Senayan kepada wartawan pada, Senin 24/06.

Disampaikan Junaidi sapaan akrabnya, untuk menangani permasalahan ini, Pemerintah Desa (Pemdes) Senayan akan menghadap ke Pemerintah Daerah KSB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selaku pihak yang berwenang untuk mengatasi permasalahan kekeringan yang melanda di desa Senayan. 

“Saat ini BPBD sedang memperpanjang SK bantuan air bersih, kami berharap segera ada kabar terkait perkembangan bantuan air dari BPBD. Hari ini (Senin) saya juga berencana untuk melaporkan situasi dan kondisi masyarakat desa Senayan akibat kekeringan ini. Semoga ada titik terang,” harapnya.

Masih keterangan Junaidi, masyarakat desa Senayan sangat membutuhkan air bersih, hampir semua wilayah terkena dampak kekeringan. Tak lupa ia juga meminta perhatian dari pemerintah daerah. “85% masyarakat Desa Senayan terkena dampak kekeringan. Kami harap perhatian dari pemerintah untuk masalah kekeringan ini,” imbuhnya.

Disampaikan Junaidi, kekeringan yang melanda memiliki dampak yang cukup besar bagi masyarakat. Sebab jika masyarakat tidak memiliki akses terhadap air bersih, sektor pertanian dan peternakan sebagai basis ekonomi masyarakat juga akan ikut terkena dampak.

“Bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari, masyarakat kami juga mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak. Ketahanan pangan dan perekonomian masyarakat juga akan terkena dampak,” akunya.

Kades juga menekankan ketegasan pemerintah daerah terhadap regulasi perluasan lahan dan pembabatan hutan yang dilakukan oknum secara ilegal. Perilaku yang tidak bertanggung jawab ini menurut Junaidi juga merupakan penyebab mengapa saat ini masyarakat sangat sulit mendapatkan air bersih.

“Kami sudah kerap kali menyampaikan surat laporan kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait, namun tidak ada respon yang berarti. Jika kita melihat dulu, ada jarak minimal dari sumber mata air jika ingin membuka lahan, tapi sekarang sudah tidak dihiraukan. Tahun ini adalah tahun yang paling krisis,” tegasnya. (M-01)


Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *