BPBD KSB Imbau Petani Tidak Paksakan Diri Menanam Padi

Taliwang, MediaKSB, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengeluarkan himbauan khusus kepada para petani, agar tidak memaksakan diri untuk menanam padi dalam musim kemarau ini, lantaran debit air sudah menurun atau tidak bisa memenuhi kebutuhan irigasi pertanian.
“Berdasarkan data dan perkiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), jika wilayah pulau Sumbawa akan mengalami kemarau berkepanjangan hingga akhir tahun 2024 ini. Dalam laporan disampaikan bahwa sampai November tidak ada hujan,” terang Abdul Hamid selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB, kemarin.
Masih keterangan Hamid sapaan akrabnya, jika dipaksa untuk menanam padi yang merupakan tanaman membutuhkan debit air tinggi, maka sangat berpotensi terjadinya gagal panen nantinya. “Terutama daerah tadah hujan untuk tidak melakukan penanaman padi,” harapnya.
Imbauan pihaknya itu dikatakan Hamid telah disampaikan ke Dinas Pertanian. Ia berhap dinas teknis menindaklanjutinya segera, mengingat petani sudah mulai memasuki masa tanam kedua. “Kalau pun mau menanam, saran kami tanam palawija atau tanaman lain yang tidak membutuhkan air banyak untuk pemeliharaan,” cetusnya.
Di sisi lain Hamid menerangkan terkait penanganan kesulitan air bersih masyarakat sebagai dampak kemarau tahun ini. Ia menyatakan, sejauh ini masa tanggap darurat tahap II masih berlansung dan sesuai jadwal status itu baru akan berakhir pada 25 Juli mendatang. “Tapi kami terus memantau perkembangan di lapangan dan kemungkinan kami pertimbangkan memperpanjang lagi status ini (tanggap darurat),” urainya.
Hamid menyebut, saat ini terdata 11 desa di 3 kecamatan terdampak kekeringan. Seluruh wilayah desa itu setiap harinya dilakukan distribusi air bersih untuk memenuhi kebuhan air bersih warganya.
BPBD KSB sendiri mengerahkan sebanyak 9 unit mobil tangki untuk mendistribusikan air bersih ke desa-desa terdampak itu. “Setiap hari sebanyak 29 kali pengangkutan kita lakukan. Dan paling banyak kita diatribusi di wilayah kecamatan Poto Tano dan Seteluk,” imbuh Hamid. (M-02)