Data UPTD PPA, Kasus Kekerasan Terhadap Anak di KSB Meningkat

Taliwang, MediaKSB, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) mengakui, jika kasus kekerasan terhadap anak meningkat. Hal itu mengacu pada data yang dimiliki Unit Pelaksana Teknis Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD-PPA).
“Sesuai data yang kami miliki, jenis kekerasan yang terjadi pada anak paling banyak dalam bentuk kekerasan seksual. Kemudian ada juga dalam bentuk eksploitasi, kekerasan fisik dan kekerasan psikis,” beber Erni Patriani selaku kepala UPTD PPA DP2KBP3A KSB, kemarin.
Pada kekerasan seksual rentang umur anak yang menjadi korban, disebutkan Erni memiliki jenjang umur yang relatif lebih muda. Kiasarannya antara umur 15 hingga 10 tahun atau siswa SMP dan SD. “Paling banyak korban kekerasan seksual anak SMP kalau SMA eksploitasi seksual jatuhnya,” urainya.
Para pelaku kekerasan seksual sendiri diungkapkan Erni polanya tetap sama. Di mana pelaku umumnya adalah orang-orang terdekat bahkan keluarga inti dari korban sendiri. “Temuan kami ada yang pelakunya pamannya, saudara laki-lakinya, bapak tiri bahkan bapak kandungnya,” cetus Erni.
Erni mengakui kasus kekerasan terhadap anak di KSB paling sedikit dibanding kabupaten/kota lain di NTB. Namun demikian melihat trendnya jumlah itu tetap mengkhawatirkan, terlebih dari bentuk kekerasannya yang lebih banyak pada kekerasan seksual dan eksploitasi seksual.
“Kalau ditanya apa penyebabnya kami berasumsi karena gadget. Anak-anak sekarang mudah mengakses apa saja lewat hp. Dan lainnya alasan kompensional seperti latar belakang keluarga dan faktor ekonomi,” katanya.
Pada eksploitasi seksual terhadap anak, Erni selanjutnya mengaku miris. Ia mengungkap temuan lapangannya ada anak-anak yang bertindak sebagai pelaku sekaligus korban. “Temuan kami ada anak (perempuan) yang mengkomersilkan diri. Anak-anak ini sepertinya punya jaringan, punya grup komunitas,” beber mantan Lurah Arab Kenangan ini.
Sementara Agus Purnawan selaku kepala DP2KBP3A KSB mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak saat ini patut menjadi kekhawatiran bersama seluruh pihak. Sebab tidak saja pada segi kuantitas, bentuk-bentuknya pun semakin banyak terutama dalam hal tindak kekerasan dan eksploitasi seksual. “Kita tidak bisa menutup mata, kita harus bersama-sama menanganinya,” katanya.
Cigo sapaan akrabnya berharap dengan keterlibatan semua stakeholder masyarakat, tindakan kekerasan terhadap anak dan perempuan secara umum dapat ditekan. “Sebelum kita sampai pada kondisi istilahnya darurat, maka kita harus mulai dari sekarang bergerak mencegahnya,” imbuhnya. (M-01)