Tuesday, March 25, 2025
Daerah

Dikes KSB Pastikan Penanganan DBD Tetap Optimal Pasca KLB

Share this post

Foto: Kabid P3KL, Dikes KSB, H Ns. Indra Alamsyah, S.Kep, M.Si,

Taliwang, MediaKSB, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memastikan penanganan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap optimal meski secara resmi telah mencabut status Kejadian Luar Biasa (KLB) (DBD) pada 16 Desember 2024 lalu.

Meski demikian, kasus penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti masih terus bermunculan di beberapa wilayah. Tercatat, memasuki awal Januari 2025, Kecamatan Taliwang memegang angka kasus tertinggi, sementara pada penutupan tahun 2024 masih didominasi Kecamatan Jereweh.

Kepala Dinas Kesehatan KSB melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Kesehatan Lingkungan (P3KL), H Ns. Indra Alamsyah, S.Kep, M.Si, menyampaikan bahwa meskipun status KLB telah berakhir, kasus DBD masih ditemukan dengan pola fluktuatif.

“Benar, di Taliwang sempat tinggi. Tapi secara umum, kasusnya naik-turun. Artinya usai di satu tempat, muncul di tempat lain,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Indra sapaan akrabnya menegaskan, meskipun kasusnya masih ada, semuanya dapat tertangani dengan baik melalui berbagai upaya pengendalian yang komprehensif. Menurutnya, menekan angka kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk hingga nol persen sangat sulit dilakukan. 

“Namun, kesiapsiagaan fasilitas kesehatan (faskes) dan tenaga medis menjadi kunci utama dalam merespons setiap laporan kasus. Sejauh ini, setiap kasus yang ditemukan oleh teman-teman di Puskesmas dapat ditangani dengan baik,” katanya.

Masih dengan keterangan Kabid, sebagian besar kasus yang ada (berdasarkan diagnosa), masih pada status demam dengue (DD) dan belum pada level DHF (Dengue Haemoragic Fever)-DBD. “Ini menjadi langkah antisipasi yang baik. Semua kasus mendapatkan penanganan cepat sehingga tidak berkembang menjadi lebih parah,” lanjutnya.

Indra menambahkan, pemerintah terus memantau perkembangan kasus secara intensif melalui laporan harian dari Puskesmas di tiap kecamatan. Jika ada peningkatan kasus, Dikes KSB siap memperbarui pola penanganan sesuai kebutuhan. Selain itu, upaya pencegahan seperti penyelidikan epidemiologi, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), fogging, dan pemberian larvasida juga tetap dilakukan secara berkala.

“Semua langkah ini telah disepakati bersama teman-teman Puskesmas sebelum status KLB dicabut. Mereka sepenuhnya mendukung kelanjutan penanganan ini,” tutupnya. (M-01)


Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *