Daerah

Rencana Berlangsung 5 Hari, Blokade Poto Tano Sepi Sejak Hari Kedua

Foto: Simpang 3 Poto Tano

Poto Tano, MediaKSB, – Aksi blokade jalan yang dilakukan oleh massa Komite Percepatan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP4S) di Simpang Tiga Kemutar Telu, Kecamatan Poto Tano, mulai menunjukkan penurunan intensitas pada hari kedua. Padahal sebelumnya, aksi tersebut direncanakan akan berlangsung selama lima hari berturut sejak Kamis (15/5).

Melalui pantauan media ini di lapangan pada Jumat pagi (16/5), tidak terlihat lagi kerumunan massa dalam jumlah besar seperti pada hari pertama. Beberapa atribut aksi seperti spanduk dan poster juga sudah mulai tak nampak. Lalu lintas kendaraan dari dan menuju Pelabuhan Poto Tano pun kembali normal, setelah sebelumnya sempat tersendat akibat penutupan jalan oleh massa.

Sebelumnya, titik aksi Poto Tano sempat menjadi pusat perhatian setelah masa memblokade dua titik, yakni simpang 3 Kemutar Telu, Desa Tambak Sari dan Simpang Ai Jati, Kecamatan Alas Barat. Aksi ini menyebabkan lalu lintas lumpuh total dengan antrian kendaraan hingga 2 kilometer.

Namun intensitas aksi mulai menurun,seperti masa di Simpang Ai Jati Kecamatan Alas Barat, yang memutuskan untuk membubarkan diri usai menerima panggilan video dari Menteri Hukum dan HAM RI, Supratman Andi Agtas.

Namun berbeda dengan Ai Jati, massa di Poto Tano sempat menyatakan tidak percaya pada janji pemerintah pusat yang dinilai kerap mengecewakan.

“Kami tidak mau di-prank lagi. Karena janji-janji seperti itu sudah sejak lama diberikan oleh orang-orang pusat. Tapi sampai hari ini, sampai kita menggelar aksi lagi, janji itu tidak pernah dipenuhi,” kata Abu Bakar koordinator aksi di titik kumpul Simpang Tiga Kemutar Telu.

Keraguan Abu Bakar itu pun banyak diamini para warganet. Video Menteri Hukum yang melakukan panggilan video dengan massa aksi yang diunggah di sejumlah akun media sosial banyak ditanggapi skeptis.

Kebanyakan warganet berkomentar bahwa janji yang disampaikan oleh Menteri Hukum tersebut hanyalah omong kosong untuk sekedar merayu massa agar menghentikan aksi demonstrasinya. “Dari jaman Majapahit bahasanya selalu akan dikawal, tapi apa? Padahal tinggal bilang saja belum moratorium dan sedang efisiensi,” tulis salah satu akun Instagram.

Meski demikian, suasana di titik lokasi blokade sejak hari kedua (Jumat) hingga Minggu (18/5) jauh lebih tenang. Aparat keamanan yang sebelumnya berjaga ketat juga tidak terlihat. (M-02)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *