Tuesday, March 18, 2025
Daerah

Penuhi Kebutuhan Ikan, Diskan KSB Akui Ada Pasokan Luar Daerah

Share this post

Taliwang, MediaKSB,- Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Perikanan (Diskan) mengakui, masih membutuhkan pasokan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan ikan bagi masyarakat, namun persentasenya sudah bisa ditekan dengan terus meningkat hasil tangkapan serta budidaya atau masih sekitar 30 persen.

Noto Karyono M.Si selaku kepala Diskan KSB menuturkan, pihaknya terus berupaya untuk bisa memenuhi kebutuhan ikan masyarakat dari hasil produksi dan tangkapan nelayan lokal, sehingga semua potensi sumberdaya terus dimanfaatkan, termasuk memberikan motivasi kepada para nelayan, agar bisa lebih maksimal dalam melakukan tangkapan. “Produksi nelayan KSB saat ini sekitar 70 persen dari kebutuhan, jadi masih mendatangkan dari luar daerah,” ucapnya.

Noto menyatakan, pihaknya selama ini terus menggenjot peningkatan produksi nelayan setempat. Caranya dengan mengoptimalisasi sumber daya yang tersedia melalui pemanfaatan alat tangkap dan budidaya.

Lewat upaya tersebut, perlahan hasilnya mulai terlihat. Salah satunya kata Noto terjadi pada nelayan desa Banjar, kecamatan Taliwang. Dimana nelayan desa Banjar dalam beberapa tahun terakhir jumlah produksi ikannya mengalami peningkatan drastis berkat pemanfaatan sampan penangkapan ikan yang dapat dioperasikan di perairan lepas pantai.

“Mereka sistemnya trip. Mereka turun melaut selama beberapa hari sehingga memungkinkan dapat menangkap ikan dalam jumlah banyak,” beber Noto.

Dari aktivitas penangkapan sistem trip itu, Noto melanjutkan, pendapatan nelayan desa Bajar naik drastis. “Pendapatan harian mereka dikisaran 50 kilo sampai 150 kilogram/hari. Kalau diuangkan bisa Rp3 juta/trip satu nelayan,” ungkap mantan Kabag Pemerintahan Sekeretariat Daerah ini.

Selanjutnya Noto menyampaikan, sebenarnya jumlah produksi ikan nelayan KSB bisa memenuhi kebutuhan harian masyarakat. Hanya saja terdapat beberapa jenis tangkapan ikan nelayan yang tidak dapat dijangkau oleh masyarakat karena harganya tinggi. Ikan-ikan itu kemudian menjadi komoditas ekspor nelayan ke luar daerah selama ini.

“Contoh ikan tenggiri, kerapu, cumi dan gurita. Tidak banyak yang dijual untuk pasar lokal karena harganya mahal. Makanya nelayan kita menjualnya ke luar daerah untuk pasar ekspor,” sambung Noto.

Sementara itu produksi perikanan budidaya, Noto menyebut, sementara ini diakuinya masih terbatas. Hal ini dikarenakan masih mininnya masyarakat yang tertarik menggeluti bisnis perikanan darat tersebut. “Jadi yang paling banyak masyarakat kita adalah nelayan laut dan kemudian yang bergelut pada tata niaganya. Mudah-mudahan dengan semakin banyaknya program yang kita luncurkan minat masyarakat akan perikanan budidaya ini terus meningkat sehingga kebuhan konsumsi kita bisa kita penuhi sendiri bahkan bisa memasok ke daerah lain juga,” harapnya. (M-01)


Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *