Warga Minta Jadwal Truk Sampah Ditambah, DLH: Saat Ini Belum Bisa

Taliwang, MediaKSB, – Masyarakat Desa Rempe, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mengeluhkan kondisi sampah yang menumpuk di aliran sungai sekitar pemukiman mereka. Tumpukan sampah tersebut tidak hanya mengganggu pemandangan, bahkan juga menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu warga setiap harinya.
Keluhan tersebut disampaikan warga seiring dengan terbatasnya frekuensi pengangkutan sampah oleh truk milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KSB yang saat ini hanya beroperasi sekali dalam seminggu.
“Kalau bisa jangan seminggu sekali saja. Sampah cepat menumpuk, apalagi banyak yang masih buang sampah ke sungai. Kami harap bisa ditambah jadwalnya,” kata salah satu warga setempat.
Menanggapi hal tersebut, Kepala DLH KSB, Mars Anugerainsyah, M.Si, menjelaskan, saat ini pihaknya belum dapat menambah frekuensi operasional truk pengangkut sampah karena keterbatasan armada yang dimiliki.
“Jawaban jujurnya untuk saat ini belum bisa. Karena kita tidak punya tambahan armada. Wilayah Seteluk dan Poto Tano hanya dilayani oleh satu truk besar, dan itu pun hanya bisa mengcover jalur utama,” ungkap Mars saat ditemui di kantornya pada, Selasa (06/5).
Namun, Mars memberikan solusi sementara yang bisa dilakukan bersama. Pihak kecamatan dan desa diminta untuk berkoordinasi melakukan aksi gotong royong pembersihan, yang nantinya bisa dibantu oleh DLH dengan mengerahkan tim dan armada khusus.
“Kami bisa bantu dari DLH, menurunkan armada dan tim khusus. Kebetulan kita punya Tim Reaksi Cepat yang diberi nama Lingkungan Indah Bersih Aman dan Sehat (Libas). Ini inisiatif dari Ibu Wakil Bupati,” jelasnya.
Menurut Mars, upaya gotong royong ini bisa dimulai dengan bersurat atau menyampaikan permintaan secara lisan ke DLH. Yang terpenting, lokasi pembersihan disertai dokumentasi berupa foto titik-titik tumpukan sampah.
“Kita langsung turun kalau sudah jelas titik lokasinya. Lebih baik ada surat resmi, tapi secara lisan juga tidak masalah,” tambahnya.
DLH juga menyarankan agar dipasang plang himbauan atau larangan membuang sampah di sungai, sebagai langkah edukatif dan preventif kepada masyarakat. “Sebagai solusi cepat gotong royong bisa kita lakukan. Kami juga sudah mengupayakan untuk menambah armada, tapi memang belum bisa terealisasi,” pungkasnya. (M-01)